My Community ...

Personalie

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.

Senin, 21 Juli 2008

Wanita dan Fenomena Kerja

Wanita masa kini punya andil yang begitu besar di negara kita, khususnya dalam mengisi dunia kerja. Wanita bukan lagi wanita ditoto (berani untuk diatur/ditata) oleh lawan jenisnya *pria. Dan bukan lagi konco wingking (teman dibelakangkan) bagi yang sudah bersuami karena sekarang udah disejajarkan dan disamakan, apalagi emansipasi yang dirintis oleh RA Kartini hingga kini sudah menasional di negara RI.

Coba kita perhatikan wanita pekerja kantoran atau wanita karier, mereka dituntut bekerja lebih maksimal dalam kualitas kerjanya sesuai dengan keahliannya serta jenjang pendidikan yang ditempuh diberbagai bidang profesi. Sehingga ada dunia kerja yang mengedepankan wanita mungkin karena kualitas kerjanya, loyalitas kerja ataupun sikap kepribadian wanita itu sendiri dalam bekerja.

Ya.. dunia kerja sebagian wanita memiliki seni tersendiri sehingga tidak jarang ada wanita yang mau bekerja 12 jam sehari. Biasanya mereka adalah yang termasuk golongan menengah keatas yang sudah marginal, sudah mapan dan memang jumlahnya tidak sebanyak pria. Bagi mereka itu bukanlah suatu pilihan tetapi juga suatu keharusan karena ada beberapa hal yang mereka pertimbangkan.

Dorongan untuk sukses.
Motivasi apa yang mendorong mereka untuk bekerja keras ??
Tidak lain *gaya hidup bekerja keras* karena banyak wanita bekerja menginginkan suatu karya. Suatu pengakuan atas apa yang telah mereka hasilkan. Karena itu mereka siap dan mampu bersaing tidak hanya dengan sesama tetapi juga dengan pria.
Mengapa mereka bekerja keras?
Tampaknya memang modernisasi dan kemajuan zamanlah yang membuat wanita kelah menengah makin banyak terjun ke dunia kerja dan bekerja tak kepalang tanggung. terutama mereka yang memiliki pendidikan dan keprofesionalisan yang tinggi. Meski etos kerja mereka yang jelas tetapi ada saja yang menganggap mereka terkesan workalholic (gila kerja).
Target dan kepuasan yang diperoleh.
Tingkat kepuasan yang diperoleh setiap orang tentu berbeda. Ada yang menganggap kualitas pekerjaannya yang dinomor "1 " kan tetapi ada pula yang berpendapat bahwa target kualitas yang diutamakan. Sementara itu ada pula yang berpendapat bahwa hasil akhir berupa rupiah yang paling penting. Namun tidak jarang pula yang beranggapan bahwa tidak hanya tergantung pada nilai rupiahnya saja tetapi juga iklim kerja yang enak dan tidak penuh tekanan sangat berperan.
Menangkal Stres dengan bersantai.
Selain merasa bersalah pada anak-anak mereka, wanita pekerja juga punya "ganjalan" terhada para suami. Bayangkan saja apabila mereka mempunyai suami yang tidak toleransi dan kurang pengertian, bagaimana mungkin mereka bisa bekerja dengan fresh speed. Dan tak jarang pula suami pada complain. Untuk itu tidak heran bila mereka banyak memanfaatkan hari libur untuk kebersamaan dengan keluarga *anak dan suami. Seperti berlibur guna mengurangi rasa bersalah pada keluarga yang sering ditinggalkan dan agar otak segar kembali.



4 komentar:

Anonim mengatakan...

Siap bu *sambil hormat*

Selamat Berkarya ^_^ .

Kang Boim mengatakan...

yups emansipasi sepertinya sudah berjalan seperti apa yg diharapkan....pria dan wanita sekarang sudah mempunyai hak yang sama....asal satu sama lain masih konsisten terhadap apa yang menjadi kewajibannya...nice post ni

Anonim mengatakan...

Setuju ama kang boim, Asal jangan sampai melupakan kodratnya sebagai "Wanita" ajah. :P

naltalie sibarani mengatakan...

tks yach kang atas commentnya......

Posting Komentar